DAFTAR ISI
I. Kata pengantar
II. Daftar isi
III. BAB I Pendahuluan
· Latar belakang
· Rumusan Masalah
· Maksud Praktikum
· Tujuan Praktikum
· Manfaat Praktikum
IV. BAB II Tinjauan Pustaka
V. BAB III Metode prakikum
· Tempat praktikum
· Waktu praktikum
· Alat dan bahan
· Langkah-langkah
VI. BAB IV Tabel Hasil Pengamatan dan Pembahasan
· Hasil pengamatan
· Pembahasan
VII. BAB V Penutup
· Kesimpulan
· Saran-saran
VIII. BAB VI Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai larutan adalah pH, yaitu pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan. Skala pH dimulai dari 0 sampai dengan 14. Larutan dengan harga pH di bawah 7 disebut “asam”, sedangkan pH dengan harga di atas 7 disebut “basa”. Angka 7 Adalah harga tengah yang mewakili air murni (netral). Untuk mengukur kadar pH suatu larutan dapat diukur dengan berbagai cara. Secara kualitatif pH dapat diperkirakan dengan kertas lakmus atau indikator universal. Secara kuantitatif pH diukur dengan menggunakan elektroda potensiometrik.
Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memperkirakan gan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator.
Manfaat Praktikum
Percoban ini bermanfaat untuk praktikan agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara mengukur pH dengan beberapa indikator, sehingga praktikan dapat menentukan termasuk jenis larutan apakah itu dengan mengukur Ph larutan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh, larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein.
Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel warna larutan berikut ini.
1. Fenolftalein
Asam : tidak berwarna
Basa : merah
Netral : tidak berwarna
2. Metil merah
Asam : merah
Basa : kuning
Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah
Basa : kuning
Netral : Kuning
4. Bromtimol biru
Asam : Kuning
Basa : Biru
Netral : Biru agak kuning
Berbagai jenis Indikator
Indikator | Trayek pH | Perubahan warna (dari pH rendah ke pH tinggi) |
Metil hijau | 0.2 - 1.8 | Kuning - biru |
Timol hijau | 1.2 - 2.8 | Kuning - biru |
Metil jingga | 3.2 - 4.4 | Merah - kuning |
Metil merah | 4.0 - 5.8 | Tidak berwarna - merah |
Metil ungu | 4.8 - 5.4 | Ungu - hijau |
Bromokresol ungu | 5.2 - 6.8 | Kuning - ungu |
Bromotimol biru | 6.0 - 7.6 | Kuning - biru |
Lakmus | 4.7 - 8.3 | Merah - biru |
Kresol merah | 7.0 - 8.8 | Kuning - merah |
Timol biru | 8.0 - 9.6 | Kuning - biru |
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Tempat Praktikum
Di laboraturium Ilmu Pengetahuan Alam SMA Negeri 21 Makassar.
Waktu Praktikum
Sabtu, 8 Februari 2012
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Larutan A, B, C, D, dan E
5. Indicator metal jingga
6. Indicator metal merah
7. Indicator fenolftalein
8. Indicator bromtimol biru
Langkah – langkah
1. Masukkan larutan uji A masing-masing 5 mL ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan tiga tetes indicator metal merah, kedalam tabung reaksi 1. Bromtimol biru kedalam tabung reaksi 2, metal jingga kedalam tabung reakksi 3, dan fenolftalein ke dalam tabung reaksi 4.
3. Lalu goyangkan tabung reaksi hingga ada perubaha warna yang terjadi.
4. Amatilah perubahan warna apa yang terjadi dan catat pada ttabel penggamattannya.
5. Ulangi perlakuan tersebut pada larutan B, C , D, dan E.
BAB IV
TABEL HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Table Hasil Pengamatan
a. Larutan A
No. | Indicator | Perubahan warna pada Larutan A |
1 | Metal merah (MM) | Kuning muda |
2 | Bromtimol biru (BB) | Hijau tua |
3 | Metal jingga (BJ) | Kuning tua/ orange |
4 | Fenolftalein (PP) | Tidak berwarna |
b. Larutan B
No. | Indicator | Perubahan warna pada Larutan B |
1 | Metal merah (MM) | Kuning muda keputih-putihan |
2 | Bromtimol biru (BB) | Hijau muda |
3 | Metal jingga (BJ) | Kuning tua/ orange |
4 | Fenolftalein (PP) | Tidak berwarna |
c. Larutan C
No. | Indicator | Perubahan warna pada Larutan C |
1 | Metal merah (MM) | Kuning |
2 | Bromtimol biru (BB) | Biru |
3 | Metal jingga (BJ) | Kuning tua |
4 | Fenolftalein (PP) | Tidak berwarna |
d. Larutan D
No. | Indicator | Perubahan warna pada Larutan D |
1 | Metal merah (MM) | Kuning |
2 | Bromtimol biru (BB) | Biru |
3 | Metal jingga (BJ) | Kuning tua/ orange |
4 | Fenolftalein (PP) | Pink muda |
e. Laruutan E
No. | Indicator | Perubahan warna pada Larutan E |
1 | Metal merah (MM) | Kuning |
2 | Bromtimol biru (BB) | Biru tua |
3 | Metal jingga (BJ) | Orange |
4 | Fenolftalein (PP) | Pink terang/ merah |
Pembahasan
a. Pada larutan A, ketika tabung reaksi 1 diberi 3 tetes indicator metal merah larutan tersebut berubah menjadi warna kuning muda ( pH > 6,2). Ketika tabung reaksi 2 diiberi 3 tetes indicator bromtimol biru, larutan tersebut berubah warna menjadi hijau tua (pH 6,0 – 7,6). Ketika tabung reaksi 3 diiberi 3 tetes indicator metal jingga, larutan tersebut berubah warna menjadi kuning tua/ orange (pH > 4,4). Ketika tabung reaksi 4 diiberi 3 tetes indicator fenolftalein, larutan tersebut tidak berwarna (pH < 8,0).
Jadi : 6,2 ≤ pH ≤ 7,6
b. Pada larutan b, ketika tabung reaksi 1 diberi 3 tetes indicator metal merah larutan tersebut berubah menjadi warna kuning muda ( pH > 6,2). Ketika tabung reaksi 2 diiberi 3 tetes indicator bromtimol biru, larutan tersebut berubah warna menjadi hijau muda (pH 6,0 – 7,6). Ketika tabung reaksi 3 diiberi 3 tetes indicator metal jingga, larutan tersebut berubah warna menjadi kuning tua/ orange (pH > 4,4). Ketika tabung reaksi 4 diiberi 3 tetes indicator fenolftalein, larutan tersebut tidak berwarna (pH < 8,0).
Jadi : 6,2 ≤ pH ≤ 7,6
c. Pada larutan A, ketika tabung reaksi 1 diberi 3 tetes indicator metal merah larutan tersebut berubah menjadi warna kuning ( pH > 6,2). Ketika tabung reaksi 2 diiberi 3 tetes indicator bromtimol biru, larutan tersebut berubah warna menjadi biru (pH > 7,6). Ketika tabung reaksi 3 diiberi 3 tetes indicator metal jingga, larutan tersebut berubah warna menjadi kuning tua (pH > 4,4). Ketika tabung reaksi 4 diiberi 3 tetes indicator fenolftalein, larutan tersebut tidak berwarna (pH < 8,0).
Jadi :
d. Pada larutan A, ketika tabung reaksi 1 diberi 3 tetes indicator metal merah larutan tersebut berubah menjadi warna kuning ( pH > 6,2). Ketika tabung reaksi 2 diiberi 3 tetes indicator bromtimol biru, larutan tersebut berubah warna menjadi biru (pH > 7,6). Ketika tabung reaksi 3 diiberi 3 tetes indicator metal jingga, larutan tersebut berubah warna menjadi kuning tua/ orange (pH > 4,4). Ketika tabung reaksi 4 diiberi 3 tetes indicator fenolftalein, larutan tersebut berwarna pink muda (pH 8,0 – 9,6).
Jadi :
e. Pada larutan A, ketika tabung reaksi 1 diberi 3 tetes indicator metal merah larutan tersebut berubah menjadi warna kuning ( pH > 6,2). Ketika tabung reaksi 2 diiberi 3 tetes indicator bromtimol biru, larutan tersebut berubah warna menjadi biru tua (pH > 7,6). Ketika tabung reaksi 3 diiberi 3 tetes indicator metal jingga, larutan tersebut berubah warna menjadi orange (pH 3,1 - 4,4). Ketika tabung reaksi 4 diiberi 3 tetes indicator fenolftalein, larutan tersebutberwarna pink terang/ merah (pH > 9,6).
Jadi :
Gambar hasil pengamatan :
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan :
Suatu senyawa dipastikan memiliki asam basa yang berbeda-beda dalam range pH= 1-14 dimana pH=7 adalah pH netral. Oleh karena itu, maka dibuatlah suatu percobaan guna mengetahui berapa pH atau keasaman suatu senyawa dengan menggunakan beberapa indicator antara lain : Metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein.
pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menambahkan indikator asam basa ke dalamnya, sehingga dapat diperkirakan sesuai dengan pH perubahan warna indikator tersebut.
Pergeseran kesetimbangan tidak selalu terjadi pada reaksi penambahan ataupun pengurangan asam dan basa pada indikator, yang disebabkan oleh tidak samanya konsentrasi ion HIn dengan In- atau konsentrasi ion In- selalu lebih tinggi daripada ion HIn sehingga kesetimbangan selalu bergeser ke kiri yang berarti indikator akan selalu menunjukkan warna awal (tidak berubah warna)
Saran-saran
Siswa harus selalu mengingat untuk memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung.
Siswa bertanggung jawab atas semua peralatan yang dipinjam untuk praktikum, termasuk segala kebersihannya.
Selama praktikum siswa tidak diperkenankan makan,minum atau bersenda gurau karena setiap pelaksanaan harus diperhatikan dengan baik agar praktikumnya berhasil.
Diharapkan agar siswa tidak bersendau gurau dalam pelaksanaan praktikum agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
www.dianekawatiexact1.blogspot.com
bermanfaat bnget postingannya.. :)
BalasHapus