KATA PENGANTAR
Pertama-tama, penyusun mengucapkan puji syukur atas penyertaan Tuhan Yang MahaEsa karena atas kehendakNya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktikum ini.
Tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas kimia. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang mengukur pH larutan dengan menggunakan beberapa indilator. Laporan ini dibuat berdasarkan berbagai sumber yang didapatkan.
Dalam pembuatan laporan ini, terdapat beberapa hambatan-hambatan seperti sulitnya mencari data dan informasi yang konkrit. Kesalahan dalam pengamatan juga menjadi salah satu faktor terjadinya kesalahan-kesalahan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam pembuatan laporan ini. Orang-orang tersebut ialah:
1. Pak Kadir selaku guru kimia yang telah memberikan bimbingan kepada penyusun.
2. Orang Tua penyusun yang telah memberikan dorongan kepada penyusun.
3. Teman-teman kelompok saya.
4. Orang-orang lainnya yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan ilmu para pembaca.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Makassar, 16 Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
I. Kata pengantar
II. Daftar isi
III. BAB I Pendahuluan
· Latar belakang
· Rumusan Masalah
· Tujuan Praktikum
· Manfaat Praktikum
IV. BAB II Metode prakikum
· Tempat praktikum
· Waktu praktikum
· Alat dan bahan
· Langkah-langkah
V. BAB III Tabel Hasil Pengamatan dan Pembahasan
· Hasil pengamatan
· Pembahasan
VI. BAB IV Penutup
· Kesimpulan
· Saran-saran
VII. BAB V Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Arrhenius, Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidrogen (H+ ) dalam suatu larutan, Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidroksida (OH-) dalam suatu larutan.
Menurut Bronsted-Lowry, Asam adalah Spesi yang dapat memberikan proton atau donor proton (H+ ). Basa adalah Spesi yang dapat menerima proton atau akseptor proton (H+ ).
Menurut Lewis asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron (Akseptor elektron). Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (donor elektron).
Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk menunjukkan sifat suatu zat melalui perubahan warnanya yang khas. Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan dari alam.
Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.
Pada umumnya bahan yang memiliki warna menyolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda pada kedua suasana tersebut.
Dari pengalaman penulis, beberapa jenis bunga dengan warna menyolok dapat dijadikan menjadi indikator asam basa.
Dari pengalaman penulis, beberapa jenis bunga dengan warna menyolok dapat dijadikan menjadi indikator asam basa.
Rumusan Masalah
1. Bunga apakah yang baik diguanakan sebagai indicator ?
2. Bunga apakah yang tidak baik digunakan sebagai indicator ?
3. Apa manfaat praktikum pengujian beberapa bahan alam sebagai indicator ini ?
Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui bahan alam (bunga) yang dapat digunakan sebagai indicator.
Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum bagi siswa adalah untuk menambah pengetahuan mengenai bahan alami (bunga) yang dapat dijadikan sebagai indicator, serta untuk mengetahui bunga apa sajakah yang baik dijadikan sebagai indicator dan tidak baik dijadikan sebagai indicator
Manfaat praktikum ini bagi guru bidang studi adalh dapat mengetahui dan memberikan penilaian kepada siswa mengenai hasi praktikum yang dilakukan dan dapa digunakan sebagai bahan acuan dalam pemberian nilai kimia.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Tempat Praktikum
Di laboraturium Ilmu Pengetahuan Alam SMA Negeri 21 Makassar.
Waktu Praktikum
Rabu, 22 Februari 2012
Alat dan Bahan
a. Alat
- Pipet tetes
- Tabung reaksi dan rak
- Lumpang
b. Bahan
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan HCl 0,1 M
- Kertas lakmus
- Bahan uji (bunga) antara lain :
a. Bunga ungu
b. Bunga kuning
c. Bunga merah (terompet)
d. Bunga kembang sepatu kecil
e. Daun jati
f. Bunga kembang sepatu putih + orange
g. Kunyit
h. Bunga anggrek
i. Bunga terkini
j. Bunga kembang sepatu merah
k. Bunga bakong
l. Bunga kamboja
m. Bunga anting-anting
Langkah – langkah
Percobaan 1 indikator kertas lakmus
a. Uji tabung reaksi dengan larutan NaOH 0,1 M kemudian tambahkan kertas lakmus (1 cm).
b. Uji tabug reaksi dengan larutan HCl 0,1 M kemudian tambahkan kertas lakmus (1 cm).
Percobaan 2 indikator bahan alam
a. a. Siapkan peralatan praktikum yang diguanakan antara lain: lumping, tiga tabung reaksi, dan rak tabung reaksi.
B. Ulek / haluskan bunga pada lumping kemudian tambahkan air 15 mL dan aduk hingga homogen.
c. Pipit ekstrak bunga tersebut dengan hati-hati (jangan diikutkian ampasnya) sebanyak 5 mL.
d. Masukkan ekstrak bunga pada tabung reaksi 1 sebagai pembanding, tabung reaksi II + NaOH 5 tetes, serta tabung reaksi III + HCl 5 tetes.
e. Amati perubahan warna yang terjadi pada setiap tabung reaksi
f. Catat hasil pengamatan anda.
g. Ulangi perlakuan diatas pada setiap bunga-bunga (bahan alam) yang dijadikan sampel atau bahan uji
BAB IV
TABEL HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Percobaan I Indikator Kertas Lakmus
Indikator Lakmus | Perubahan warna seelah ditetesi larutan | |
HCl | NaOH | |
Lakmus biru | pink | Tetap |
Lakmus merah | tetap | Biru |
Pembahasan :
- Lakmus biru pada saat dimasukkan dalam larutan HCl berubah menjadi warna merah. Sedangkan pada saat dimasukkan ke dalam larutan NaOH warnanya tetap yakni biru.
- Lakmus merah jika dimasukkan ke dalam larutan HCl tidak terjadi perubahan warna (tetap) yakni merah. Sedangkan pada saat dimaukkan ke dalam larutan NaOH terjadi perubahan warna biru.
Gambar hasil pengamatan :
B. Percobaan II Indikator Bahan Alam (Bunga)
a. Bunga Ungu
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Ungu | Ungu | Pink | Hijau | |
Pembahasan :
Bunga ungu jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi pink. Jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi hijau. Larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
b. Bunga kuning
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Kuning | Kuning | Kuning Muda | Kuning Tua | |
Pembahasan :
Bunga kuning jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna yang lebih muda/ keruh (kuning muda). Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna yang lebih tua (kuning tua). Jadi, larutan ini, kurang bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya kurang terrjadi perubahan (tetap berwarna kuning) atau hampir seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
c. Bunga merah (jenis terompet)
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Merah (Terompet) | Coklat | Coklat Kehijauan | Coklat Kekuningan | |
Pembahasan :
Bunga merah (terompet) jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna coklat kehijauan. Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna coklat kekuningan. Jadi, larutan ini, kurang bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya kurang terrjadi perubahan (tetap berwarna coklat) atau hampir seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
d. Bunga kembang sepatu kecil
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Kembang Sepatu Kecil | Merah | Orange | Coklat Kehijuan | |
Pembahasan :
Bunga kembang sepatu kecil jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi orange. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi coklat kehijauan. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
e. Daun jati
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Daun Jati | Merah Darah | Merah Cerah | Hitam | |
Pembahasan :
Daun jati jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi merah cerah. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi hitam. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
f. Bunga kembang sepatu putih + orange (bening)
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Kembang Sepatu Putih + Orange (Bening) | Bening | Bening | Bening dan agak kehijauan | |
Pembahasan :
Bunga kembang sepatu putih + orange (bening) jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes tidak terjadi perubahan warna (tetap) yakni warna bening. Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna bening yang agak kehijauan. Jadi, larutan ini, kurang bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya kurang terrjadi perubahan (tetap berwarna bening) atau hampir seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
g. Kunyit
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Kunyit | Kuning | Kuning Pekat | Merah | |
Pembahasan :
Kunyit (Kuning) jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi kunig pekat. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi merah. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
h. Bunga anggrek
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Anggrek | Ungu | Ungu Muda | Hijau Tua | |
Pembahasan :
Anggrek (ungu) jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi ungu muda. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi hijau tua. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
i. Bunga Terkini
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Terkini | Pink Muda | Pink Tua | Kuning Kehijauan | |
Pembahasan :
Bunga terkini (pnk muda) jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi ungu muda. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi hijau tua. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
j. Bunga Kembang sepatu merah
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Kembang Sepatu Merah | Merah | Merah Cerah | Biru Tua / Merah Pekat | |
Pembahasan :
Bunga kembang sepatu merah jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna merah cerah. Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes terjadi perubahan warna biru tua/ merah pekat. Jadi, larutan ini, kurang bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya kurang terrjadi perubahan (tetap berwarna merah) atau hampir seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
k. Bunga Bakong
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Bakong | Merah | Merah | Merah | |
Pembahasan :
Bunga bakong (merah) jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes tidak terjadi perubahan warna yakni tetap berwarna merah. Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes juga tidak terjadi perubahan warna yakni tetap berwarna merah. Jadi, larutan ini, tidak bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya tidak terjadi perubahan (tetap berwarna merah) atau sama seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
l. Bunga Kamboja
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Kamboja | Orange | Orange | Orange | |
Pembahasan :
Bunga kamboja (orange) jika ditambahkan HCl (dalam suasana asam) sebanyak 5 tetes tidak terjadi perubahan warna yakni tetap berwarna orange. Sedangkan jika ditambahkan NaOH (dalam suasana basa) sebanyak 5 tetes juga tidak terjadi perubahan warna yakni tetap berwarna orange. Jadi, larutan ini, tidak bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya tidak terjadi perubahan (tetap berwarna orange) atau sama seperti bunga aslinya (sampelnya/bahan uji).
Gambar hasil pengamatan :
m. Bunga anting-anting
Indicator bahan alam | Perubahan warna | |||
Tabung reaksi I pembanding | Tabung Reaksi II HCl | Tabung Reaksi III NaOH | ||
Bunga Anting-anting | Orange | Pink | Hijau Tua | |
Pembahasan :
Bunga anting-anting (orange) jika ditambahkan HCl sebanyak 5 tetes (dalam suasana asam) berubah warna menjadi pink. Sedangkan jika ditambahkan NaOH sebanyak 5 tetes (dalam suasana basa) berubah warna menjadi hijau tua. Jadi, larutan ini bagus digunakan sebagai indicator karena perubahan warnanya jelas.
Gambar hasil pengamatan :
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
- Apabila larutan bunga ditambah dengan larutan yang bersifat asam, maka warnanya akan semakin pudar. Sedangkan apabila larutan bunga yang ditambah dengan larutan basa, maka warnanya akan semakin tajam.
- Dari pengujian dengan air bunga tersebut dapat diketahui bahwa air bunga yang dapat digunakan sebagai indikator asam-basa yang baik adalah ekstrak bunga ungu, ekstrak bunga anting-anting(orange), ekstrak daun jati (merah darah), ekstrak bunga anggrek (ungu), ekstrak bunga terkini (pink muda), ekstrak bunga kembang septum kecil (merah), dan air kunyit (putih). Karena bunga-bunga tersebut meberikan perbedaan warna yang jelas jika dilarutkan dlam larutan asam dan basa.
Saran- Saran
- Lakukan percoban dengan benar
- Perhatikan kebersihan peralatan praktikum agar mendapatkan hasil yang akurat
- Jangan lupa membawa dan memakai jas praktikum saat melakukan praktikum di laboraturium.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
www.dinekawatiexact1.blogspot.com
indikator alami yang paling bgus digunakan itu apa?
BalasHapus